Trading Dengan Pola Segitiga Menurun: Mengidentifikasi Potensi Breakout Downtrend

Pola chart segitiga menurun (descending triangle) merupakan kebalikan dari pola ascending triangle, dan sering digunakan untuk mengidentifikasi setup dengan potensi breakout. Pola ini terbentuk ketika garis tren dan garis support horisontal bertemu. Artikel ini mencontohkan terjadinya breakout dari pola segitiga menurun sebagai sinyal dari kelanjutan downtrend.

Pola segitiga menurun menunjukkan fase konsolidasi yang terdiri dari titik-titik swing high yang terdorong ke bawah oleh garis downtrend dan bertemu dengan garis support horisontal yang terdiri dari titik-titik swing low. Sebelumnya, harga telah bergerak dalam arah downtrend. Para trader dengan posisi buy tetap mempertahankan posisi beli mereka, sementara para trader dengan posisi sell berusaha menekan harga ke level yang lebih rendah, membentuk level-level lower high.

Ketika harga mendekati level harga para penjual, pergerakan harga biasanya akan menembus level support yang dijaga oleh para pembeli, dan melanjutkan arah downtrend yang telah terjadi sebelumnya. Seiring dengan itu, jumlah trader dengan posisi sell terus bertambah karena sentimen pasar yang cenderung bearish.

Biasanya, pola segitiga menurun terbentuk karena aksi ambil untung oleh penjual yang bertemu dengan pembeli baru yang masuk pasar. Meskipun demikian, tekanan jual cenderung tetap terlihat pada garis horisontal yang terbentuk, dan tidak ada pembentukan titik-titik higher low.

Rilis berita atau data fundamental penting juga dapat menjadi pendorong untuk terjadinya breakout dalam arah downtrend.

Sebagai contoh, gambar di atas menunjukkan formasi pola segitiga menurun pada pasangan AUD/JPY dalam timeframe 4 jam yang diambil pada 12 November 2013. Pergerakan harga terhubung antara swing high pada tanggal 6 November di level 94.15 dan swing high pada tanggal 12 November di level 93.05, yang lebih rendah dari swing high sebelumnya di 93.19 pada tanggal 10 November. Hal ini menunjukkan kuatnya downtrend. Selain itu, pergerakan harga berada di bawah garis indikator simple moving average (SMA)-200, yang lebih mengkonfirmasi kekuatan bearish.

Entry sell dapat dilakukan ketika harga menutup di bawah level support, menandakan terjadinya breakout. Stop loss dapat ditempatkan di tengah-tengah segitiga, sekitar level di atas 93.00 dan SMA-200. Target profit dapat ditetapkan di level low sebelumnya pada tanggal 2 Oktober.

Probabilitas breakout dari pola segitiga menurun cukup besar, sehingga rasio risk/reward dapat memadai untuk diterapkan dalam trading.